Halaman

Kamis, 11 April 2013

Air Terjun Coban Rondo Malang

Coban Rondo merupakan air terjun yang berada di kawasan wana wisata milik KPH Perum Perhutani Malang dengan ketinggian air terjun sekitar 84 meter. Secara geografis, air terjun ini berada pada ketinggian 1.135 di atas permukaan laut (dpl), dengan suhu rata-rata 22oC. Debit air terjun pada musim penghujan mencapai 150 liter/detik, sedangkan pada musim kemarau hanya 90 liter/detik (www.banyupancoro.wordpress.com).
Air Terjun Coban Rondo Malang
Air Terjun Coban Rondo Malan

Air Terjun yang terletak di lereng Gunung Panderman ini pertama kali digunakan sebagai obyek wisata pada tahun 1980. Kata coban sendiri berarti air terjun, sedangkan rondo berarti janda. Jadi Coban Rondo berarti air terjun janda. Penamaan ini berdasar pada kejadian yang pernah terjadi di tempat itu.

Menurut legenda, dahulu kala ada seorang perempuan cantik yang bernama Dewi Anjarwati. Dewi Anjarwati dinikahi oleh Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Setelah menikah, keduanya tinggal di kediaman Dewi Anjarwati di Gunung Kawi. Setelah 36 hari (selapan) menikah, Dewi Anjarwati mengajak suaminya untuk berkunjung ke rumah sang mertua di Gunung Anjasmoro. Orang tua Dewi melarang mereka pergi karena mereka baru selapan hari menikah. Tetapi keduanya bersikeras untuk tetap pergi.

Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Joko Lelono. Melihat kecantikan Dewi Anjarwati Joko Lelono pun jatuh hati pada pandangan pertama. Meskipun tahu bahwa Dewi Anjarwati sudah menjadi istri orang, Joko Lelono tetap nekat berusaha merebut Dewi Anjarwati dari Raden Baron Kusuma. Perkelahian pun tak dapat dihindarkan. Sebelum berkelahi, Raden Baron Kusuma memerintahkan kepada punakawan (pelayan) yang menyertainya untuk menyembunyikan Sang Dewi di sebuah tempat yang ada cobannya (air terjun).  Raden Baron Kusuma berpikir, sesudah mengalahkan Joko Lelono, dia akan langsung menyusul istrinya di tempat persembunyian. Namun malang tak dapat dihindarkan. Dalam perkelahian yang sangat sengit itu keduanya tewas.

Dengan meninggalnya Raden Baron Kusuma maka Dewi Anjarwati berganti status menjadi seorang janda atau “rondo”. Sejak itulah orang-orang menyebut tempat persembunyian Dewi Anjarwati itu sebagai Coban Rondo. Batu besar yang terletak di dasar coban itu konon merupakan tempat Dewi Anjarwati duduk menantikan sang suami.
B. Keistimewaan

Saat Anda memasuki kawasan Wana Wisata Coban Rondo, Anda akan disambut oleh deretan pohon pinus dan cemara gunung yang berjajar rapi laksana pasukan penyambut tamu kehormatan. Riuh rendah kicauan burung dan kupu-kupu yang berterbangan semakin menambah ceria suasana. Mata Anda juga akan dimanjakan dengan pemandangan bunga warna-warni yang sedang mekar di kiri dan kanan jalan. Melintasi jalan beraspal di sela-sela rimbunnya pepohonan, sambil sesekali menoleh lembah dan ngarai di bawahnya merupakan hal yang sangat menarik. Selain itu, Anda juga bisa bertemu dengan pengunjung lain yang melepaskan lelah sembari menikmati bekal.

Di tepi jalan menuju ke lokasi air terjun, terdapat lahan persemaian berbagai tanaman hutan lindung. Di situ Anda bisa menemukan kebun tanaman obat keluarga (TOGA) yang berisi koleksi ratusan tanaman obat. Jadi, sambil berwisata Anda bisa menambah pengetahuan tentang kesehatan menyangkut manfaat tanaman obat.
Semua keindahan itu akan semakin sempurna saat Anda sampai di lokasi air terjun. Memandangi ribuan liter air yang tidak pernah berhenti mengalir dari atas tebing, diiringi suara gerojok air dan angin yang bertiup sepoi-sepoi, semakin menambah kesan sejuk dan damai. Jika sedang tidak musim hujan ditambah sedikit keberanian, Anda dapat mandi atau berendam guna merasakan dinginnya air terjun yang begitu menyegarkan. Hal lain yang dapat Anda lihat di tempat ini adalah Gua Saru dan Gua Tapan yang berada di kanan-kiri air terjun.

Di atas Air Terjun Coban Rondo terdapat Coban Manten (1.300 dpl) yang berjarak kurang lebih 4 kilometer dan bisa di tempuh melalui bumi perkemahan. Dinamakan Coban Manten karena ada dua air terjun yang berdiri sejajar layaknya pasangan pengantin di pelaminan. Namun obyek ini biasanya hanya dikunjungi para pendaki gunung karena jalannya yang sulit, menanjak, dan melewati semak belukar.

Sedikit naik di atas Coban Manten terdapat Hutan Cemara Kendang (1.400 meter dpl). Di kalangan warga masyarakat setempat, kawasan ini dikenal sebagai hutan Lali Jiwo. Seperti halnya Coban Manten, kawasan ini juga sering dikunjungi para pendaki gunung karena jalannya yang berkelok-kelok.

Di samping untuk tujuan wisata, air terjun yang berasal dari mata air Cemoro Dudo ini juga digunakan untuk menyuplai air minum melalui PDAM bagi masyarakat Kecamatan Pujon. Selain itu, Wana Wisata Coban Rondo juga sering digunakan sebagai tempat berkemah. Oleh karena itu pada saat liburan atau OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus) mahasiswa baru, bumi perkemahan Coban Rondo akan penuh oleh pengunjung.
C. Lokasi

Air Terjun Coban Rondo terletak di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
D. Akses

Kawasan Wana Wisata Air Terjun Coban Rondo adalah kawasan hutan wisata yang sangat mudah dijangkau. Jalan masuk menuju lokasi sudah beraspal sehingga memudahkan wisatawan yang ingin mengunjungi obyek wana wisata ini. Jarak tempuh obyek wisata ini dari Kota Malang hanya sekitar 30 menit.

Jika Anda menggunakan angkutan umum dari Surabaya, naiklah bus jurusan Malang dan turun di Terminal Arjosari, Malang, setelah itu menumpang bemo jurusan Landungsari. Perjalanan dilanjutkan dengan bus tujuan Kediri yang melewati Pujon. Lalu Anda turun di depan Patung Sapi yang merupakan pintu gerbang ke Coban Rondo. Bagi Anda yang tidak ingin berjalan kaki, di sana tersedia ojek yang siap mengantar Anda hingga sampai di lokasi.

Sunber : http://wisatajawa.wordpress.com/wisata-jawa-timur/air-terjun-coban-rondo/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar